Ketika berbicara tentang arsitektur, secara tidak langsung kita juga berbicara tentang geometri, yang merupakan salah satu elemen bangunan arsitektur. Dan ketika saya memproses kertas terkait dengan arsitektur tradisional Minangkabau, saya menyadari bahwa ini tidak hanya berlaku untuk arsitektur modern tetapi juga berlaku untuk arsitektur tradisional yang ada tanpa campur tangan arsitek.
Rumah gadang sebagai hasil dari arsitektur rakyat Minangkabau, bagi saya adalah salah satu bagian yang sangat menarik dari arsitektur. Ini bukan hanya karena saya orang Minang, tetapi juga karena ketika aku melihat rumah besar, kita secara visual disajikan pada geometri yang tidak biasa dari permainan. Keanehan ini bisa dilihat dari satu rumah besar sebuah massa besar ke atas, sehingga memberikan kesan proporsional. Selain itu, juga cukup menonjol adalah permainan garis lengkung pada atap yang curam dan menunjuk gonjongnya melambung ke langit.
Bentuk-bentuk geometris seperti ini tidak muncul begitu saja tetapi juga tidak didasarkan pada teori yang berkaitan dengan geometri sebagai teori Vitruvius, Geometri Euclidean, Gestalt atau yang lain. Geometri bentukan seperti ini lahir sebagai simbol yang mewakili rasa hormat dan penyesuaian alam yang telah melalui proses trial and error. Proses ini berlangsung begitu lama sampai satu memperoleh sebuah rumah besar seperti bentuk yang kita lihat sekarang.
Hal lain yang menarik untuk mengetahui kapan arsitektur rumah besar adalah bahwa ukuran metrik yang digunakan tidak mengikuti aturan atau Golden Section, yang dianggap mampu menciptakan sesuatu yang proporsional. Ukuran yang digunakan adalah ukuran tubuh manusia adalah jari, inci, kaki dan depa. Namun, meskipun menggunakan satuan metrik yang tidak dapat dipastikan untuk akurasi (karena ukuran jari-jari Anda, inci, kaki dan depa pada setiap orang berbeda), rumah besar bisa dibangun dengan baik tetap (dalam arti bahwa ada ada masalah yang menyebabkan ukuran kesalahan). Hal ini bagi saya, sekali lagi membuktikan bahwa alam atau hal-hal alami yang menjaga aturan geometri yang ajaib.
Juga dalam hubungannya dengan arsitektur tradisional, geometri dianggap mewakili pandangan hidup masyarakat yang juga berlaku untuk arsitektur Minangkabau tradisional. Pandangan hidup dilambangkan Minang orang ke dalam bentuk-bentuk tertentu dan digunakan sebagai bagian dari arsitektur. Di sinilah geometri bertindak sebagai penerjemah dari simbol-simbol ke dalam bentuk visual.
Dengan mempelajari arsitektur tradisional, terutama rumah besar ini, saya melihat ada cara lain untuk melihat geometri sebagai bagian dari arsitektur. Geometri tidak hanya dianggap sebagai elemen arsitektur yang membantu untuk memberikan nilai estetika pada bangunan tetapi juga sebagai representasi dari nilai-nilai yang dianut oleh suatu kelompok masyarakat tertentu.
Sumber: http://geometryarchitecture.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar